Selasa, 24 Februari 2009

ST12




woo woo jangan jangan kau menolak cintaku
jangan jangan kau ragukan hatiku
ku kan selalu setia menunggu
untuk jadi pacarmu
woo woo jangan jangan kau tak terima cintaku
jangan jangan kau hiraukan pacarmu
putuskanlah saja pacarmu
lalu bilang I LOVE U padaku

Wauuw!! terdengar ‘melayu’ sekali di telinga saya, ketika pertama kalinya saya mendengarkan lagu ini yang wara wiri di radio dan stasiun televisi. Judul lagunya P.U.S.P.A, singkatan dari Putuskan Saja Pacarmu. Nama band-nya pun cukup unik, ST12.
Nama ST12 sendiri diambil dari singkatan nama jalan dimana grup ini terbentuk yaitu di studio OMS di jalan Stasiun Timur No.12. Menurut Pepep sang drummer, studio OMS merupakan tempat mangkalnya para musisi senior dan junior di kota kembang Bandung.
Di album pertamanya, ST12 mengusung tembang tembang bertemakan cinta dengan khasnya melayu. Dan sekarang di album keduanya mereka masih tetap mempertahankan ciri khasnya. “ST 12 harus mempunyai benang merah, yaitu melayu tetapi musikalitasnya modern dan berkembang, ” kata vokalis ST 12, Charly.
Selain itu, grup band yang dimotori Charly Van Houten (vokal), Pepep (Drum) , dan Pepeng (Gitar) ini merasa kalau bandnya berbeda dengan grup band kebanyakan yang ada di Indonesia.
“Sebenarnya kebanyakan band di Indonesia itu notasinya minor, tetapi cara menyanyikannya tidak melayu. Kalau ST12 semuanya melayu, itu yang membedakan kita,” tegas Charly dengan percaya diri.

Sejarah Keyboard

Keyboard merupakan alat input standar yang sangat esensial pada sebuah PC. Tahukah Anda kapan keyboard atau papan ketik pertama kali ditemukan? Jawabannya adalah pada tahun 1864 yang kemudian dipatenkan oleh Christopher Latham Sholes pada 1868.
Keyboard yang kita kenal sekarang ini memiliki nama resmi Qwerty yang di ambil dari enam huruf pertama pada "home row". Home row sendiri merupakan istilah untuk deretan alfabet kedua (posisinya di tengah) keyboard. Dideretan inilah seharusnya user atau juru ketik menempatkan jari-jarinya jika sedang tidak mengetik.
Lalu, kenapa tombol-tombol alfabet pada keyboard ditempatkan secara acak? Alasannya adalah untuk memperlambat pengetikan. Kenapa? Pada awalnya mesin ketik dibuat senyaman mungkin untuk penggunanya, tetapi akibatnya, para pengguna malah dapat mengetik dengan kecepatan tinggi. Hal ini membuat pengait- pengait karakter pada mesin ketik menjadi sering tersangkut.
Setelah beberapa bulan mencari cara untuk mengatasi sering menyangkutnya pengait tersebut, Sholes mengacak posisi alfabet pada mesin ketik seperti sekarang ini. Dan setelah teknologi mesin ketik berkembang ke mesin ketik elektrik sampai ke komputer, urutan alfabet yang acak tersebut tetap digunakan.
Untuk komputer, keyboard pertama kali digunakan pada tahun 1964. Sebuah perangkat yangdibuat oleh MIT, Bell Laboratories, dan General Electric yang disebut Mulitics berhasil menggabungkan video display terminal (monitor CRT saat ini-Red) dengan mesin ketik elektrik. Layout Qwerty temuan Christopher Latham Sholes tetap digunakan, meski pada keyboard saat ini, sejumlah function keys sudah diimplementasikan.


Diantara kalian pasti pernah bertanya dong, kenapa sih susunan huruf/ angka/ tanda-tanda keyboard komputer yang dipakai secara umum sekarang ini (QWERTY) dibuat dengan sususan begitu acaknya? Mungkin juga ada yang berpikir mungkin susunan ini adalah susunan paling efisien yang bisa digunakan dalam mengetik? kalau kalian merasa itu jawabannya, maka kalian sudah salah. Sebaliknya, susunan keyboard yang dipakai umum sekarang ini (QWERTY) sebenarnya adalah salah satu susunan yang paling tidak efisien yang ditujukan agar kita-kita dapat mengetik dengan lebih lambat. Nah lho?? Nih.. Saya coba jelaskan sekarang..Hal ini berkaitan dengan sejarah mesin ketik yang ditemukan lebih dulu oleh Christopher Latham Sholes (1868). Saat menciptakan mesin ketik prototype sebelumnya, malah sangat memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih cepat. Terlalu cepatnya kemungkinan dalam mengetik tersebut, sampai- sampai sering timbul masalah pada saat itu. Seringkali saat tombol ditekan, batang-batang huruf (slug) yang menghentak pita itu mengalami kegagalan mekanik, yang lebih sering diakibatkan karena batang-batang itu saling mengait (jamming). Karena bingung memikirkan solusinya pada saat itu, Christopher Latham Sholes justru mengacak-acak urutan itu demikian rupa sampai ditemukan kombinasi yang dianggap paling sulit untuk digunakan dalam mengetik. Tujuannya jelas, untuk menghindari kesalahan-kesalahan mekanik yang sering terjadi sebelumnya. Akhirnya susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard sebagai input komputer dan pada tahun 1973 diresmikan sebagai keyboard standar ISO (International Standar Organization). Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), umum disebut DVORAK yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940. Secara penelitian saat itu, susunan DVORAK memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat, akhirnya DVORAK harus tunduk karena dominasi QWERTY yang sudah terjadi pada organisasi-organisasi dunia saat itu dan mereka tidak mau menanggung resiko rush apabila mengganti ke susunan keyboard DVORAK. Satu-satunya pengakuan adalah datang dari ANSI (American National Standard Institute) yang menyetujui susunan keyboard Dvorak sebagai versi “alternatif” di sekitar Tahun 1970. Susunan keyboard lainnya yang masih perkembangan dari susunan QWERTY adalah QWERTZ yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss, dll. AZERTY oleh negara Prancis dan Belgia, QZERTY, dll.

SEJARAH

MINIX, sebuah sistem bertipe Unix yang ditujukan untuk penggunaan akademis dirilis oleh Andrew S. Tanenbaum pada tahun 1987. Kode sumber MINIX 1.0 tercantum dalam bukunya Operating Systems: Design and Implementation. Walaupun dapat secara mudah didapatkan, modifikasi dan pendistribusian ulang tidak diperbolehkan pada saat itu. Hak cipta dari kode sumbernya termasuk ke dalam hak cipta dari bukunya yang dipublikasikan oleh Prentice Hall. Sebagai tambahan, disain versi 16-bit dari MINIX kemudian tidak secara baik diadaptasikan kepada versi 32-bit dari arsitektur Intel 386 yang murah dan populer yang digunakan secara luas di komputer pribadi.
Tahun 1991, Torvalds mulai bekerja untuk membuat versi non-komersial pengganti MINIX sewaktu ia belajar di Universitas Helsinki.[9] Hasil kerjaannya itu yang kemudian akan menjadi kernel Linux.
Pada tahun 1992, Tanembaum menulis sebuah artikel di Usenet, mengklaim bahwa Linux sudah ketinggalan jaman. Dalam artikelnya, ia mengkritik Linux sebagai sebuah sistem operasi dengan rancangan monolitik dan terlalu terpaku dengan arsitektur x86 sehingga tidak bersifat portable, di mana digambarkannya sebagai sebuah "kesalahan mendasar".[10] Tanenbaum menyarankan bahwa mereka yang menginginkan sebuah sistem operasi modern harus melihat kepada sebuah rancangan yang berdasarkan kepada model mikrokernel. Tulisan tersebut menekankan tanggung jawab Torvalds yang berujung kepada sebuah debat tentang rancangan kernel monolitik dan mikrokernel.[10]
Sekarang ini Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam[11] sampai superkomputer,[12] dan telah mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer.[13] Pengembangan kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds, sementara Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu, banyak individu dan perusahaan yang mengembangkan komponen non-GNU. Komunitas Linux menggabungkan dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-GNU dengan perangkat lunak manajemen paket dalam bentuk distribusi Linux.

SEJARAH

Sistem operasi Unix dikembangkan dan diimplementasikan pada tahun 1960-an dan pertama kali dirilis pada 1970. Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi akademis dan pada pebisnis.
Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas.[6] Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum selesai pada saat itu.[7] Linus Torvalds pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan memutuskan untuk menulis versinya sendiri.[8]

SEJARAH

Sistem operasi Unix dikembangkan dan diimplementasikan pada tahun 1960-an dan pertama kali dirilis pada 1970. Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi akademis dan pada pebisnis.
Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas.[6] Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum selesai pada saat itu.[7] Linus Torvalds pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan memutuskan untuk menulis versinya sendiri.[8]

Senin, 23 Februari 2009

TEORI

TEORI AKRESI

Bentuk awal dari teori ini diberikan oleh Scmdith(1944) tapi kemudian dikembangkan dan dimodifikasi oleh Lyttleton (1961). Secara umum, idenya adalah Matahari setelah melewati awan debu akan memiliki selubung gas dan debu dimana didalam selubung tersebut akan terjadi pembentukan planet dengan cara akresi. Dalam modifikasi yang diajukan Lyttleton, ia menunjukkan kalau ide Smhintd mengenai benda ketiga tidak diperlukan Dalam proses akresi, materi yang ditangkap akan mengalami pemipihan menjadi bentuk yang mirip piringan. Manurut Lyttleton, akan terbentuk piringan debu yang tipis di tempat objek planet akan berkembang dan kemudian akan diakresi membentuk objek yang lebih besar. Menurut Harris yang juga mngerjakan dinamika akresi, satelit di dalam sistem Tata Surya terbentuk dari akresi puing-puing debu yang tersisa disekitar planet yang baru terbentuk. Di dalam proses akresi, planetesimal kecil tidak hanya terakresi tapi juga akan mengalami fragmentasi. Tidak dapat dipungkiri teori akresi ini cukup meyakinkan untuk beberapa alasan. Dengan memberikan kondisi Matahari yang sudah ada, teori ini mampu memecahkan masalah momentum sudut meskipun untuk itu planet harus terbentuk dari campuran gas dan debu yang tersebar. Permasalahan yang dihadapi teori ini, salah satunya mengenai temperatur awan antar bintang yang terlalu rendah. Temperatur yang diajukan Lyttleton adalah 3.18 K, pada temperatur sedingin ini, hidrogen dalam awan akan berbentuk atom. Kisaran temperatur yang bisa diterima untuk awan antar bintang yang dingin berada dalam rentang 10-100 K. Masalah lainnya adalah kecepatan 0.2 km s-1. Harga kecepatan tersebut tidak bisa diterima jika interaksi gravitasional antara Matahari dan dan awan juga diperhitungkan. Kecepatan Matahari di Galaksi untuk bintang tipe Matahari ~20 km s-1, dan dengan kecepatan yang sangat rendah yang diberikan Lyttleton, akan sulit bagi Matahari untuk bisa mendekati awan. Dengan mempertimbangkan juga percepatan yang terjadi pada awan dan bintang akibat gaya tarik gravitasi satu sama lainnya, maka kecepatan minimum yang dibutuhkan agar bisa terjadi kontak berkisar pada 0.3 km s-1. Harga inipun masih lebih besar dibanding harga kecepatan yang diberikan Lyttleton. Mekanisme akresi juga dipelajari dan dikritisi oleh Aust dan Woolfson (1973). Mereka menunjukkan akan ada distorsi pasang surut yang luas dan filamen materi akan tersapu keluar dari awan dan mengalami penangkapan. Aust dan Woolfson memberi parameter lain yang akan membuat teori akresi Lyttleton lebih dapat diterima. Mereka mengasumsikan tidak semua materi yang ditangkap akan membentuk planet - sebagian materi akan hilang dari sistem atau ditangkap Matahari -. Salah satu model simulasi yang menggunakan teori akresi sebagai teori terbentuknya Tata Surya adalah model ACRETE yang dikembangkan DOLE(1969).

Minggu, 22 Februari 2009