Minggu, 21 Desember 2008

Teroris "Kuasai" Bandara Halim Perdanakusuma
Minggu, 21 Desember 2008 | 12:07 WIB

JAKARTA, MINGGU - Sekelompok teroris yang menyamar sebagai petugas berhasil menguasai Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (21/12) dan menyandera kepala negara dan rombongan VVIP yang baru saja mendarat dengan pesawat kepresidenan.

Sembilan orang teroris itu, merangsek memasuki ruang VVIP/VIP dan menara pengawas. Bahkan salah satu petugas menara pengawas lalu lintas udara disandera dan mereka mengintimidasi penumpang dengan mengancam akan meledakkan bom jika tuntutannya tidak dipenuhi.

Mengingat situasi yang tidak menguntungkan aparat Polres Jakarta Timur, menyiapkan jajarannya menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan pengecekan.

Namun, situasi makin tak terkendali hingga akhirnya Kapolri berkoordinasi dengan Panglima TNI untuk membantu penanganan aksi teror yang terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma. Itulah skenario latihan penanggulangan teror TNI-Polri yang dilakukan di Jakarta, Minggu.

Gladi lapangan itu dilakukan serempak di lima daerah dan khusus di wilayah DKI Jakarta dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Bandara Halim Perdanakusuma, Bursa Efek Indonesia, Hotel Sultan dan Hotel Borobudur.

Dalam latihan itu, TNI akhirnya menyiagakan Satuan Antiteror Detasemen Bravo TNI Angkatan Udara untuk mengatasi aksi tersebut, sambil melancarkan negosiasi dengan para teroris. Tetapi negosiasi gagal, teroris tetap pada tuntutannya agar rekan-rekan mereka yang dituduh sebagai pelaku sejumlah pemboman di Indonesia, dibebaskan dari tahanan. Mereka meminta uang tebusan senilai 100 ribu dolar AS dan satu helikopter untuk mengangkut rekan-rekan teroris.

Menyusul gagalnya negosiasi, Kapolres Jakarta memerintahkan CRT Gegana Brimob dan Den Bravo melakukan infiltrasi udara di TKP untuk merebut kembali menara pengawas dan menangani aksi teror di pesawat.

Den Bravo TNI AU juga melakukan penerjunan infiltrasi udara (fast rope) untuk menangani aksi teror di ruang VVIP/VIP. Sementara CRT Gegana melakukan infiltrasi darat guna menguasai kantor divisi teknik bandara serta melakukan penindakan di ruang teknik bandara dengan melumpuhkan para teroris sekaligus mengevakuasi partisan teroris ke kendaraan taktis.

Sementara itu pasukan Den Bravo TNI AU membawa kepala negara "X" menuju heli untuk dievakuasi ke Base Ops Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Dalam Kurun waktu satu setengah jam, teroris berhasil dilumpuhkan dan bandara berhasil direbut kembali sementara Presiden negara "X" berhasil diamankan.

Gladi lapang yang dilakukan serentak itu disaksikan Menko Polhukam Widodo AS, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri serta kepala staf angkatan secara telekonferensi di Hotel Sultan.